Minggu, 07 Maret 2010

Pemanfaatan Teknologi Informasi Pendidikan pada Bidang Sosial Kemasyarakatan

Teknologi informasi juga dapat diaplikasikan pada bidang pendidikan. Dalam penggunaannya teknologi informasi ini dapat melahirkan fitur-fitur baru dalam dunia pendidikan. Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan sosial, ekonomi, teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut. Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi (TI).

Perkembangan teknologi informasi telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Teknologi informasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut.

pemanfaatan teknologi informasi ini diperuntukkan bagi peningkatan kinerja lembaga pendidikan dalam upayanya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Salah satu contohnya guru dan pengurus sekolah tidak lagi disibukkan oleh pekerjaan-pekerjaan operasional, yang sesungguhnya dapat digantikan oleh komputer. Sehingga dapat memberikan keuntungan dalam efisien waktu dan tenaga.

Penghematan waktu dan kecepatan penyajian informasi akibat penerapan teknologi informasi tersebut akan memberikan kesempatan kepada guru dan pengurus sekolah untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan pembinaan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan merasa lebih dimanusiakan dalam upaya mengembangkan kepribadian dan pengetahuannya.

Penggunaan teknologi informasi di sebuah institusi pendidikan bisa berbeda-beda bergantung kepada kemampuan dan bidang yang ada institusi itu sendiri. Bisa jadi sebuah institusi pendidikan hanya menggunakan produk teknologi informasi saja tanpa perlu mengembangkannya. Contoh bidang pendidikan yang hanya menggunakan teknologi informasi antara lain bidang hukum, sastra, dan masih banyak lainnya. Untuk lingkungan yang seperti ini, disarankan untuk membeli atau menggunakan produk teknologi informasi yang sudah jadi yang terbaik di bidang itu. Mereka tidak perlu mengembangkan produk atau teknologi sendiri dan sebaiknya fokus kepada bidangnya.

Sejarah IT dan Internet tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Di Indonesia mulai tumbuh dilingkungan akademis. Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya sulit diakses menjadi mudah. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi.

Salah satu contoh dari aplikasi IT digunakan untuk kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Irian dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan seoran pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.

Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu :
1.Teknologi berfungsi sebagai alat (tools)
Dalam hal ini TIK digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat program administratif untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keungan dan sebagainya.
2.Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science).
Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemen informasi, ilmu komputer. dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua kompetensinya.
3.Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literature).
Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini komputer telah diprogram sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan menggunakan prinsip pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. dalam hal ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator.

Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003) menemukan beberapa tujuan pemanfaatan TI, yaitu (1) memperbaiki competitive positioning; (2) meningkatkan brand image; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran; (4) meningkatkan kepuasan siswa; (5) meningkatkan pendapatan; (6) memperluas basis siswa; (7) meningkatkan kualitas pelayanan; (8)mengurangi biaya operasi; dan (9) mengembangkan produk dan layanan baru. Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan di Indonesia yang berlombalomba berinvestasi dalam bidang TI untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk memenangkan pendidikan yang bermutu maka disolusikan untuk memposisikan institusi pendidikan pada sel satu yaitu lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal yang kuat.

Teknologi informasi berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan terpecaya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa factor yang mempengaruhi teknologi informasi yaitu:(1) Infrastruktur (2) Sumber Daya Manusia (3) Kebijakan (4) Finansial, dan (5) Konten dan Aplikasi.

Maksud dari faktor diatas adalah agar teknologi informasi dapat berkembang dengan pesat ,pertama dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses informasi di anapun dengan kecepatan yang mencukupi. Kedua, faktor SDM menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi. Ketiga, faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan teknologi informasi jangka panjang. Keempat, faktor finansial membutuhkan adanya sikap positif dari bank dan lembaga keuangan lain untuk menyokong industri teknologi informasi. Kelima, faktor konten dan aplikasi menuntut adanya informasi yang disampai pada orang, tempat, dan waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut dengan nyaman pada penggunanya.

Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media teknologi pendidikan, yaitu dengan cara mencari dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam belajar kemudian dicarikan pemecahannya melalui aplikasi Teknologi Informasi yang sesuai.Upaya pemecahan permasalahan pendidikan terutama masalah yang berhubungan dengan kualitas pembelajaran, dapat ditempuh dengan cara penggunaan berbagai sumber belajar dan penggunaan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu dalam meningkatkan kadar hasil belajar peserta didik. Teknologi informasi digunakan sebagai media untuk mempermudah pencarian informasi tersebut.

Teknologi informasi merupakan salah satu media yang efektif dalam kegiatan pembelajaran yaitu pendidikan karena dengan meningkatkan pendidikan berdampak untuk meningkatkan taraf hidup. Namun dalam penggunaanya harus sesuai dengan tujuan pembelajaran karena sering terjadi penyalahgunaan dalam penggunaan teknologi informasi.


Referensi :

[1] Bagus, Dimas. Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-hari. 2009, Dapat diperoleh melalui situs http://dhimasbagus.blog.uns.ac.id/

[2] http://budi.insan.co.id/articles/it-ikm2.doc.

[3] http://www.docstoc.com/docs/20489603/PERKEMBANGAN-TEKNOLOGI-INFORMASI

[4] http://www.itku.co.cc/2009/07/peranan-dan-dampak-penggunaan-teknologi.html#

[5] http://www.ristek.go.id/berita/ardito.htm

[6] http://www.smartpratama.com/

[7] http://www.total.or.id/info.php

[8] Jogiyanto HM, "Sistem Teknologi Informasi", Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.

[9] Juniwati. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan. Oktober 2007 Dapat diperoleh melalui situs
1.http://www.paume.itb.ac.id/rahard

[10] Kadir, Abdul ; CH.Triwahyuni, Terra. Pengenalan Teknologi Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.

[11] Kamarga, Hanny. (2002). Belajar Sejarah melalui e-learning; Alternatif Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media.

[12] Kodijat, Ardito M. (2001). On-line Services pada Industri Pendidikan. Dapat diperoleh melalui situs http://www.ristek.go.id/berita/ardito.htm

[13] Rulam. Peranan Teknologi Informasi dalam Kegiatan Pembelajaran. Agustus 2009 Dapat diperoleh melalui situs web http://www.infodiknas.com

[14] Raharjo, Budi. Pentingnya Internetisasi Sekolah-Sekolah Di Indonesia. Dapat diperoleh melalui situs br@paume.itb.ac.id

[15] O’Brien, Introduction to Information System, McGrawHill, 2004.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

Dalam era informasi seperti sekarang ini, peranan teknologi informasi dapat diaplikasikan untuk berbagai bidang kehidupan salah satunya adalah pada bidang kesehatan. Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor pembangunan yang sedang mendapat perhatian besar dari pemerintah, karena sektor ini merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat potensial untuk dapat diintegrasikan dengan kehadiran teknologi informasi.

Salah satu contoh aplikasi teknologi informasi di bidang kesehatan adalah dengan mengimplementasikan suatu sistem jaringan kesehatan global dalam satu komunitas, yang dapat berbasis pada LAN (Local Area Network), MAN (Metropolitan Area Network) maupun WAN (Wide Area Network), yang menghubungkan beberapa pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.

Dengan kemajuan teknologi, maka perkembangan rumah sakit di Indonesia, baik dari proses pelayanan kesehatan di Indonesia dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk mengembangkan mutu rumah sakit dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung, dimana salah satu fasilitas pendukung tersebut adalah aplikasi teknologi informasi dalam bidang sistem informasi adalah manajemen rumah sakit.

Perencanaan suatu sistem informasi rumah sakit dilakukan dengan mempertimbangkan dua faktor yaitu informasi dan proses, yang berbasis pada struktur manajemen rumah sakit yang bersangkutan. Secara garis besar struktur manajemen suatu rumah sakit dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian struktural dan fungsional. Aktivitas pada bagian struktural lebih berhubungan dengan penanganan aspek administratif dari rumah sakit yang bersangkutan seperti pembayaran dan perlengkapan, sedangkan aktivitas pada bagian fungsional lebih terfokus pada sisi pelayanan kesehatan pada pasien.

Untuk aktivitas fungsional, Teknologi informasi telah memperlihatkan peran yang sangat signifikan untuk menolong jiwa manusia, dan riset di bidang kedokteran. Teknologi digunakan untuk mendiagnosis penyakit, menemukan obat yang tepat, serta menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat.

Salah satu contoh pemanfaatannya adalah Teknologi informasi berupa Sistem Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar struktur bagian otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X. Sedangkan untuk yang bergerak menggunakan sistem Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) yang dapat digunakan untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh. Data-data ini kemudian akan digunakan oleh dokter atau praktisi medis sebagai dasar penegakan diagnosis maupun aktivitas pemeriksaan.

Untuk hal administratif pada suatu rumah sakit teknologi informasi digunakan untuk menangani transaksi yang berhubungan dengan karyawan, juru medis, dan pasien. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system.

Sekarang ini sudah banyak rumah sakit yang menerapkan sistem informasi untuk memberikan kepuasan pelayanan terhadap masyarakat. Teknologi informasi telah banyak diaplikasikan misalnya, rekam medis elektronis telah diterapkan untuk mendukung pelayanan rawat inap, rawat jalan maupun rawat darurat. Berbagai hasil pemeriksaan laboratoris baik berupa teks, angka maupun gambar (seperti patologi, radiologi, kedokteran nuklir, kardiologi sampai ke neurologi sudah tersedia dalam format elektronik.

Sedangkan pada bagian rawat intensif teknologi informasi digunakan untuk mengcapture data secara langsung dari berbagai monitor dan peralatan elektronik. Sistem pendukung keputusan (SPK) juga sudah diterapkan untuk membantu dokter dan perawat dalam menentukan diagnosis, pemberitahuan riwayat alergi, pemilihan obat serta mematuhi protokol klinik. Dengan kelengkapan fasilitas elektronik, dokter secara rutin menggunakan komputer untuk menemukan pasien, mencari data klinis serta memberikan instruksi klinis. Namun demikian, bukan berarti kertas tidak digunakan. Dokter masih menggunakannya untuk mencetak ringkasan data klinis pasien rawat inap sewaktu melakukan visit. Di bagian rawat jalan, ringkasan klinis tersebut dicetak oleh staf administratif terlebih dahulu.

Meskipun menggunakan pendekatan, jenis aplikasi serta pengalaman yang berbeda-beda, namun secara umum ada kesamaan faktor yang faktor yang menentukan keberhasilan mereka dalam menerapkan rekam medis berbasis komputer, yaitu:
Leadership, komitmen dan visi organisasi Leadership dari pimpinan rumah sakit merupakan faktor terpenting. Hal ini ditandai dengan komitmen jangka panjang serta visi sangat jelas. Seringkali klinisi senior yang menjadi leader dalam komputerisasi dan menjalin kerjasama dengan ahli informatika. Selanjutnya komitmen tersebut direalisasikan secara finansial maupun sumber daya manusia. Bertujuan untuk meningkatkan proses klinis dan pelayanan pasien. Kunci keberhasilan kedua pengembangan sistem merupakan investasi untuk memperbaiki dan meningkatkan proses klinis dan pelayanan pasien.

Saat ini, seiring dengan isyu medical error dan patient safety, kebutuhan pengembangan IT menjadi semakin dominan. Melibatkan klinisi dalam perancangan dan modifikasi sistem. Di beberapa rumah sakit, berbagai upaya dilakukan, baik formal maupun non formal untuk melibatkan dokter dan dalam perancangan dan modifikasi sistem. Dokter, perawat maupun tenaga kesehatan lain yang memiliki pengalaman informatik dilibatkan sebagai penghubung antara klinisi dan sistem informasi. Hal ini terutama sangat penting dalam merancangn sistem pendukung keputusan klinis.

Terdapat beberapa aspek yang dapat menghambat Implementasi teknologi informasi di bidang kesehatan antar lain kurangnya kepedulian pengelola lembaga kesehatan, selain itu keterbatasan dana serta infrastruktur juga ikut berpengaruh. hambatan utama implementasi TI di lembaga kesehatan adalah kurangnya kesadaran dan perhatian pengelola terhadap manfaat teknologi informasi.
Hambatan lainnya, adalah keterbatasan dana dan anggaran untuk pembelian piranti keras, serta keterbatasan infratsruktur jaringan secara nasional. Saat ini pendayagunaan TI belum maksimal, sehingga hal ini perlu diperbaiki dan selanjutnya akan memberikan efektivitas dalam melaksanakan manajemen kesehatan. Hambatan lain dalam pelayanan kesehatan pada suatu rumah sakit adalah pengolahan data pada rumah sakit yang mencakup data-data administratif dan fungsional secara efektif dan efisien.


Referensi :

[1] Akib, Faisal. Peranan Teknologi Informasi di Bidang Kesehatan. 2009

[2] Bagus, Dimas. Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-hari. 2009, Dapat diperoleh melalui situs http://dhimasbagus.blog.uns.ac.id/

[3] http://www.ascusc.org/jemc/vol16/issue1/abersole.html

[4] http://www.ristek.go.id/berita/ardito.htm

[5] http://budi.insan.co.id/articles/it-ikm2.doc.

[6] http://www.docstoc.com/docs/20489603/PERKEMBANGAN-TEKNOLOGI-INFORMASI

[7] http://www.smartpratama.com/

[8] http://www.total.or.id/info.php

[9] http://www.itku.co.cc/2009/07/peranan-dan-dampak-penggunaan-teknologi.html#

[10] Jogiyanto HM, Sistem Teknologi Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.
Dapat diperoleh melalui situs http://teknik-informatika.com

[11] Kadir, Abdul ; CH.Triwahyuni, Terra. Pengenalan Teknologi Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.

[12] Lucas, Henry J. Information Technology for Management.Irwin/McGraw-Hill;2000

[13] O’Brien, Introduction to Information System, McGrawHill, 2004

[14] Penerapan TI di Bidang Kesehatan. April 2009.
Dapat diperoleh melalui situs http://www.ex-presso.co.cc

[15] Pengelola lembaga kesehatan kurang peduli aplikasi TI. Bisnis Indonesia
Dapat diperoleh melalui situs http://groups.yahoo.com/group/berita-it

Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Suatu Organisasi Pemerintahan

Perkembangan Teknologi Informasi atau Information Technology (disingkat IT) pada dekade terakhir ini meningkat dengan pesat. Informasi teknologi (IT) merupakan suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran data/informasi tersebut dalam batas-batas ruang dan waktu. Teknologi informasi ini mencakup teknologi komputer dan teknologi komunikasi.

Dalam era informasi seperti sekarang ini, peranan teknologi informasi tidak hanya diperuntukan bagi suatu organisasi tertentu, melainkan juga kebutuhan perseorangan. Teknologi informasi telah masuk ke dalam berbagai bidang dan ke lapisan masyarakat. Kemajuan teknologi informasi akan memberikan dampak yang besar pada kehidupan masyarakat. Berbagai kepentingan menjadi dasar pertimbangan, dari mulai hanya sebagai life-style atau pelengkap sampai dengan menjadi perangkat dan sarana yang menempati posisi yang vital. Hal ini bukan saja terjadi pada masing-masing individu masyarakat tetapi juga terjadi pada organisasi secara luas. Kebutuhan IT pada setiap organisasi akan berbeda sesuai dengan intepretasi dari visi yang dimiliki para pimpinan.

Tuntutan tata kelola yang baik, benar dan transparan pada suatu organisasi baik di korporasi, pemerintahan bahkan di LSM semakin meningkat. Perusahaan-perusahaan besar dan maju telah merubah cara pandangnya terhadap teknologi informasi dari sekedar alat perhitungan dan komunikasi menjadi suatu komponen yang melekat perusahaan untuk tetap bisa bersaing.
Implementasi IT dalam kegiatan organisasi atau pemerintahan bertujuan untuk memberikan dampak yang positif dan signifikan. Pemanfaatan IT digunakan untuk mendukung kegiatan operasional suatu pemerintahan baik dalam skala kecil maupun besar, juga mengalami perubahan. Jika awalnya cenderung ke masalah citra pemerintahan maka saat ini IT menjadi kebutuhan mendasar dalam menghadapi era global dan Good Governance.

Pengambilan keputusan menjadi faktor yang paling dominan dalam kebijakan pengembangan IT pada masing-masing organisasi. Pemahaman terhadap visi organisasi dan pengetahuan dalam visi IT dari pimpinan, saling terkait dalam menentukan jenis perangkat IT yang digunakan untuk mendorong kemajuan suatu organisasi pemerintahan. Namun keputusan pilihan perangkat IT apapun yang diambil akan mengakibatkan terjadinya perubahan. Perubahan yang tejadi dalam organisasi pemerintahan ini bukan hanya dari segi effisiensi kerja tetapi juga mempengaruhi budaya kerja baik secara personal, antar unit/cabang, maupun keseluruhan organisasi yang ada .

Dalam pengembangannya IT hanya dipandang sebagai suatu ”proyek” penyediaan sarana dan prasarana. Hal ini berakibat terhadap kesiapan organisasi untuk memanfaatkan sistem secara optimal dan dampak perubahan yang ditimbulkannya dalam berbagai aspek kegiatan. Sistem IT yang telah dikembangkan dan diimplementasikan seakan-akan menjadi kurang bermanfaat.

Beberapa aspek dari dampak implementasi IT adalah:
  • Efisiensi waktu & biaya
  • Kebutuhan perangkat & integrasi
  • Availability & Keandalan
  • Kemampuan SDM
  • Budaya Kerja

Dampak positif yang secara umum diharapkan dengan adanya implementasi IT adalah terjadinya effisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi. Oleh karena itu, pengoperasian secara optimal merupakan perhatian utama. Dalam konteks ini, perlu dipertimbangkan bahwa hampir semua perangkat IT bersifat multi-fungsi sehingga dalam pengembangan selanjutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat.

Namun terkadang, dalam penggunaannya teknologi informasi ini mengalami kegagalan. Adanya kegagalan implementasi IT lebih didominasi oleh faktor pengguna seperti tidak cocok dengan budaya, etika, atau politis yang selama ini telah berjalan, keterbatasan keahlian, atau bahkan penolakan atas perubahan.

Terdapat beberapa faktor yang akan sangat mempengaruhi optimalisasi pemanfaatan IT salah satunya adalah ketersediaan perangkat. Kebutuhan perangkat pada awal implementasi IT biasanya akan terus berkembang sesuai dengan tingkat kemajuan organisasi. Faktor availability dan keandalan perangkat IT juga umumnya akan menjadi makin penting karena aspek ”ketergantungan” IT juga makin besar. Artinya perlu terus dilakukan evaluasi kebutuhan perangkat.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan Sumber Daya Manusia dari organisasi dalam mengoperasikan dan memelihara sistem agar dapat berfungsi optimal dan berkesinambungan. Kemampuan dan keandalan sistem yang tinggi dalam jangka panjang menjadi kurang berpengaruh apabila kemampuan SDM di dalam organisasi tidak ditingkatkan. Terjadinya perubahan budaya kerja baik secara individu, kerjasama kelompok, maupun keseluruhan organisasi juga menjadi aspek yang tidak kalah pentingnya. Dari pembahasan aspek-aspek di atas dapat disimpulkan bahwa perlu disiapkan strategi untuk menerapkan sistem secara optimal ke semua bagian organisasi sejak tahap perencanaan.

Salah satu contoh kasus implementasi IT ini adalah dalam pengelolaan administrasi perkantoran. Sistem seperti ini akan melibatkan semua personal dalam organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh staf administrasi dan bagian IT. Dengan adanya teknologi Informasi ini diharapkan akan terjadi effisiensi proses administrasi yang signifikan. Seperti yang telah disebutkan sebelumya bahwa terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi optimalisasi IT yaitu kebutuhan perangkat dan kemampuan SDM.


a. Kebutuhan Perangkat

Dengan mempertimbangkan kemudahan penggunaan dan pemanfaatan perangkat yang sudah tersedia, maka dikembangkan sistem yang berbasis Web sebagai aplikasi utamanya. Aplikasi seperti ini membutuhkan dukungan perangkat layanan standar internet dan infrastruktur dalam operasional sistem. Akibatnya dari satu sisi akan terlihat bahwa operasi sistem administrasi berbasis IT relatif lebih mahal. Namun dari sisi lain, kebutuhan perangkat tersebut bersifat multi-fungsi sehingga akan dapat digunakan untuk mendukung sistem IT lainnya yang akan dikembangkan di organisasi.

Data yang telah diolah oleh staf administrasi tentunya diperlukan oleh semua personal terutama pimpinan untuk mendukung kegiatannya. Makin cepat proses tentunya akan sangat membantu mereka. Selanjutnya ketersediaan media akses terhadap data administrasi akan makin meningkatkan kecepatan proses.

Oleh karena itu, faktor kemampuan staf administrasi, perbaikan dari sistem administrasi, dan meningkatnya kesadaran dari personal lainnya secara bertahap akan memperbesar ”volume” operasi sistem IT.

Pada kondisi ini akan perlu dilakukan penambahan dan penyempurnaan perangkat untuk meningkatkan aspek Availibility & Reliability” sistem karena tingkat tingkat ”ketergantungan” organisasi makin tinggi. Perkembangan selanjutnya yang akan terjadi adalah kebutuhan untuk menyediakan berbagai jenis layanan lain untuk mengakses sistem dengan pertimbangan kemudahan dan teknologi seperti : email, mobile device, dll. Tentunya kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan konsekuensi terjadinya perluasan sistem IT.

b.Kebutuhan SDM

Operasi sistem administrasi konvensional hanya membutuhkan beberapa fungsi personal untuk mengelola yaitu : pusat pengolah administrasi dan staf di masing-masing unit untuk menerima dan mencatat data. Kebutuhan kemampuan dan jumlah SDM yang rendah akan dilihat sebagai effisiensi. Sebaliknya, sistem administrasi berbasis IT selain membutuhkan kemampuan pengelolaam administrasi, setidaknya juga akan memerlukan kemampuan operasi PC, LAN, pengelolaan server Web dan Database.

Kondisi ini sekilas memperlihatkan "mahalnya” sistem termasuk kesulitan operasinya. Dalam sistem IT, Pusat pengolah data administrasi memiliki 2 fungsi utama:
  • Pengolahan data, diantaranya adalah: data entry dan digitalisasi, misalnya scan data, mengubah data ke format pdf, dll.
  • Aktivasi surat (menentukan klasifikasi dan mendistribusikan data) Staf lain di masing-masing unit akan menerima data dan ”menentukan” sendiri proses selanjutnya sesuai dengan jenis dan sifat data.

Kemampuan SDM yang makin tinggi dapat menyebabkan implementasi yang kurang lancar bahkan bukan tidak mungkin akan menimbulkan penolakan. Jika dikaji lebih dalam, implementasi IT selain akan meningkatkan effisiensi kerja juga akan ”mereduksi” jumlah SDM yang terlibat langsung tetapi perlu SDM lain untuk mendukungnya.

Dengan peningkatan kemampuan SDM akan terjadi effektivitas fungsi SDM yang tinggi. Di sisi lain, meningkatnya kesadaran personal lainnya terhadap manfaat sistem bagi dirinya dan kemudahan penggunaannya secara bertahap akan memberikan motivasi untuk meningkatkan kemampuan mereka. Kondisi ini akan memudahkan bagi organisasi untuk meningkatkan kemampuan SDM secara menyeluruh.





Referensi :

[1] Albarda. Strategi implementasi pemanfaatan teknologi informasi Untuk tata kelola organisasi ( it – governance). Dapat diperoleh melalui situs albar@lss.ee.itb.ac.id

[2] Bagus, Dimas. Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-hari. 2009, Dapat diperoleh melalui situs http://dhimasbagus.blog.uns.ac.id/

[3] Jogiyanto HM. Sistem Teknologi Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.

[4] Kadir, Abdul ; CH.Triwahyuni, Terra. Pengenalan Teknologi Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.

[5] Haag, Stephen; Keen, Peter. Information Technology, Tommorow’s Advantage Today; McGraw-Hill. 1996

[6] http://www.ascusc.org/jemc/vol16/issue1/abersole.html

[7] http://budi.insan.co.id/articles/it-ikm2.doc.

[8] http://www.docstoc.com/docs/20489603/PERKEMBANGAN-TEKNOLOGI-INFORMASI

[9] http://www.itku.co.cc/2009/07/peranan-dan-dampak-penggunaan-teknologi.html#

[10] http://www.smartpratama.com/

[11] http://www.total.or.id/info.php

[12] Lucas, Henry J. Information Technology for Management.Irwin/McGraw-Hill;2000

[13] M. Mahdi ; Anindya putri, Kartika. Ringkasan Makalah Teknologi Informasi “The Effect of Information Technology on the Growth of the Banking Industry in Nigeria”

[14] O’Brien, Introduction to Information System, McGrawHill, 2004

[15] Richardus Eko Indrajit, Electronic Government, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002.

Sabtu, 13 Februari 2010

"Mari bersama-sama kita perangi segala bentuk kekerasan"

STOP! KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

A. PENGERTIAN

1. KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)
Merupakan setiap perbuatan terhadapa seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan atau penelataran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga (Undang-undang no.23 th 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga).

2. Pengertian Rumah Tangga (keluarga)
disebut juga dengan keluarga merupakan satuan terkecil dalam negara dimana lingkup keluarga terdiri dari suami, istri, dan anak, orang-orang yang mempunyai keluarga dengan suami, istri, dan anak karena hubungan darah.

B. BENTUK-BENTUK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

1. kekerasan fisik
2. kekerasan psikis
3. kekerasan seksual
4. Penelantaran Rumah Tangga


C. PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

1. Tujuan
  • Mencegah segala bentuk KDRT
  • Melindungi korban KDRT
  • Menindak pelaku KDRT
  • Memelihara keutuhan Rumah Tangga yang harmonis dan sejahtera
2. AZAZ yang perlu diperhatikan
  • Penghormatan Hak Asasi Manusia
  • Keadilan dan kesetaraan gender
  • Nondiskriminasi
  • perlindungan korban
D. Mengapa KDRT Bisa terjadi

karena adanya prilaku yang menyimpang dari salah seseorang anggota rumah tangga yang disebabkan karena desakan ekonmi, stress sehingga berdampak pada tindakan kekerasan seperti disebutkan diatas.

E. Bagaiman Cara Mencergah KDRT

1. Merubah perilaku tersebut menjadi perilaku yang tidak menyimpang
2. Terjalinnya komunikasi yang baik dalam rumah tangga

F. Apa yang Kita Lakukan Apabila KDRT telah Terjadi

  1. Memfasilitasi dan memberikan kesempatan pada tiap-tiap anggota keluarga untuk berperan secara aktif baik dalam komunikasi dan dialog
  2. bersama-sama mendayagunakan potensi dan sumber daya yang dimiliki dalam keluarga guna menanggulangi persoalan-persoalan yang muncul dalam rumah tangga.
  3. Memperhatikan unsur-unsur edukasi bukan pemaksaan/ Indoktrinasi dan menumpukan kesalahan sepenuhnya kepada pelaku

STOP

Sabtu, 23 Januari 2010

cucriculum vitae

ass.wr.wb nama saya Lia Julia angkatan kelas IX-C program MM UNWIM. Saya baru membuat blog, dan tugas artikelnya menyusul. Berhubung dikarenakan cuti melaksanakan ibadah haji. Trimakasih. wss.wr.wb